Kunjungan ke Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone: Cara asyik SMAIT Al Ishlah Boarding School Gorontalo memperkenalkan satwa endemik dan menjaga kelestarian alam pada siswa

Bagikan

Belajar itu bisa dilakukan dengan cara asyik dan menyenangkan. Hal itulah yang dilakukan SMAIT Al Ishlah Boarding School Gorontalo yang dipimpin oleh Ketua Yayasannya, ustadz HELMI ADAM NENTO, M.Ec.Dev. untuk memperkenalkan anak didiknya tentang satwa endemik dan menjaga kelestarian alam yaitu dengan berkunjung ke Balai Taman Nasional Nani Wartabone, Bone Bolango, Gorontalo. Konsep pembelajaran ini tentu sangat mengasyikkan karena selain belajar, para siswa juga dapat sekaligus refreshing dengan berpetualang di alam sambil melepas penat dan bersenang-senang bersama teman-teman dan juga tim pendamping dari guru maupun karyawan. Hal ini karena untuk menuju ke lokasi para siswa diharuskan untuk berjalan melewati hutan dan bukit yang rutenya tidak bisa dibilang mudah.

Kunjungan ini oleh SMAIT Al Ishlah Boarding School Gorontalo dibuat dalam balutan  konsep, “Tadabbur Alam” yang mana siswa yang terlibat merupakan siswa dari jenjang kelas X dan XI. Dengan kegiatan ini,  Ketua Yayasan Al Ishlah Gorontalo, ustadz HELMI ADAM NENTO, M.Ec.Dev berharap para siswa dapat mengenal dan mengetahaui dengan baik keberadaan salah satu Taman Nasional yang ada di Indonesia yaitu Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone yang berada di Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Siswa juga diharapkan dapat mengetahu apa fungsi dan manfaat keberadaan suatu Taman Nasional dan secara spesifik mengenal kekhasan yang ada di dalamnya.

Dalam kunjungan kali ini misalnya, SMAIT Al Ishlah Boarding School Gorontalo menitikberatkan siswa untuk mengenal lebih jauh mengenai satwa endemik Sulawesi, yiatu Burung Maleo. Alhamdulillahnya menurut data yang disampaiakan oleh petugas di lokasi, Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone merupakan Taman Nasional dengan jumlah perkembangbiakan Burung Maleo yang paling banyak dan  masif. Hal ini ditandai dengan banyaknya jumlah Burung Maleo yang masih terjaga dan terdeteksi serta luas dan banyaknya nesting area yang berdampak pada banyaknya telur-telur yang dapat dikumpulkan oleh petugas untuk bisa dikumpulkan dan dibawa ke ruang penetasan. Buktinya, saat kunjunga kemarin, tim SMAIT Al Ishlah Boarding School Gorontalo yang diperkenankan untuk dapat melihat langsung petugas dalam mengumpulkan dan mengambil telur burung Maleo dari sarangnya. Tim pun berhasil mendapatkan sekitar 27 telur. Hal itu terbilang banyak, karena menurut penuturan petugas, di Taman Nasional yang lain, dalam satu hari maksimal hanya bisa mendapatkan sekitar 3-7 butir saja.

Proses pencarian dan pengumpulan telur pun sangat seru dan cukup memakan waktu yang lama karena luas dan banyaknya sarang yang ada disana. Terlebih, burung Maleo merupakan burung yang bersarang dan meletakkan telurnya di dalam tanah. Mereka menggali tanah untuk sarangnya dengan kedalaman yang dirasa cukup ideal untuk meletakkan telurnya. Setelah bertelur mereka akan membiarkan dan meninggalkan telurnya begitu saja hingga menetas dalam waktu lebih kurang 60 hari. Untuk itulah petugas konservasi mengumpulkan telur-telur tersebut dengan cara menggali sarang burung Maleo di dalam tanah untuk bisa diamankan dari  para predator untuk selanjutnya menguburkannya kembali di hatchery (tempat penetasan) yaitu lahan dan bangunan serupa kandang yang dibuat sebaik dan seideal mungkin untuk bisa menghindarkan telur dan anakan yang baru menetas dari predator.

Salah satu Guru mencoba memegang Anak burung Maleo
Telur Burung Maleo yang telah diambil dari Sarang

Di hatchery para siswa pun di  mendapatkan pengalaman melihat langsung burung yang baru menetas dan keluar dari dalam tanah. Yang membuat terkejut adalah anakan burung tersebut keluar dari dalam tanah dan langsung terbang. Namun, karena berada di dalam hatchery anakan burung pun langsung kembali jatuh ke tanah karena menabrak dinding  hatchery. Para siswa pun berkesempatan untuk dapat mencoba memegang telur dan menguburkannya di dalam hatchery dan tentunya setelah itu siswa juga mendapatkan kesempatan untuk melepasliarkan anakan burung Maleo yang telah menetas.

Kunjungan ini dilaksanakan pada 19-20 Januari 2024, lebih kurang dalam kurun watu 2 hari satu malam. Total tim guru dan siswa yang ikut sebanyak 28 orang. Semoga pengalaman menjelajahi hutan dan bukit, menginap dan berkegiatan di tengah hutan Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone  bisa menjadi pengalaman belajar yang menyenangkan dan inspiratif untuk para siswa-siswi SMAIT Al Ishlah Boarding School Gorontalo, sehingga para siswa mampu mengenal dan memahami pentingnya konsep pelestarian alam serta satwa dan tetumbuhan yang ada di dalamnya untuk selanjutnya mampu menyebarluaskan pengalaman dan ilmu yang didapat dan mengaplikasikannya dengan baik dan benar.

Ayo bergabung bersama kami!

Telah dibuka PPDB Al Ishlah Gorontalo T.A. 2024/2025. Info lebih kengkap kunjung https://ppdb.alishlahgorontalo.sch.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *